liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
Cocol88
Cocol88
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
Bosswin168
https://www.thestdavidshotel.com/
Aksi Kekerasan Pecah Sehari sebelum Kunjungan Paus Fransiskus, 27 Orang Tewas 

Aksi Kekerasan Pecah Sehari sebelum Kunjungan Paus Fransiskus, 27 Orang Tewas 

JUBA, iNews.id – Sebanyak 27 orang tewas di negara Khatulistiwa Tengah Sudan Selatan. Penggembala sapi dan anggota milisi terlibat aksi kekerasan menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke negara itu pada Jumat (3/2/2023).

Paus tiba di Sudan Selatan dari negara tetangga Republik Demokratik Kongo. Kedatangan paus diharapkan menjadi dorongan bagi proses perdamaian yang bertujuan untuk mengakhiri konflik selama satu dekade yang sebagian besar telah diperjuangkan berdasarkan garis etnis dan telah menewaskan ratusan ribu orang.

Komisaris Wilayah Kajo-Keji, Phanuel Dumo mengatakan, awalnya pejuang dari kelompok pemberontak membunuh enam orang dari komunitas penggembala. Tak tinggal diam, para penggembala membalasnya pada Kamis (2/2/2023) dengan membunuh 21 warga sipil di kawasan sekitar. Di antara yang tewas adalah lima anak dan seorang wanita hamil.

Perjanjian damai yang ditandatangani pada 2018 oleh pihak-pihak yang terlibat dalam perang saudara dari 2013-2018 telah secara signifikan mengurangi kekerasan di Sudan Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Sayangnya, bentrokan tingkat rendah antar komunitas yang bersaing sering terjadi.

Uskup Agung Canterbury, yang menemani paus ke Sudan Selatan, mengatakan dia merasa ngeri dengan pembunuhan terbaru itu.

“Ini adalah cerita yang terlalu sering terdengar di seluruh Sudan Selatan. Saya memohon lagi dengan cara yang berbeda: agar Sudan Selatan bersatu untuk perdamaian yang adil,” katanya di Twitter.

Editor: Umaya Khusniah

Ikuti iNews di Google Berita

Bagikan Artikel: